Mental Pemenang Bukan Hanya Milik Pemenang!

Admin Perempuan Hebat
Admin Perempuan Hebat
5 Min Read

Manusia diciptakan dengan dua aspek, yaitu ciptaan mental dan fisik. Dari keduanya, mental menjadi faktor utama yang menentukan bagaimana karakter seseorang dinilai oleh orang lain.

Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari, ketika seseorang diberikan tugas atau kesempatan baru, responsnya sering kali menjadi penilaian awal. Misalnya, ada yang langsung mengeluh, “Ah, susah gue nggak bisa. Males.” atau, “Gue kan belum pengalaman.” Spontan, temannya mungkin berkomentar, “Ah, dasar mental tempe!” Hanya karena sedikit keluhan, orang lain bisa langsung menilai karakter seseorang. Di sinilah terlihat, tingkat determinasi seseorang dapat diukur dari mental yang dimilikinya.

Simple, kan melihatnya? Orang lain saja dengan cepat bisa menilai seseorang hanya karena sedikit keluhan saja. Tingkat determinasi seseorang dapat diukur dengan mental yang dimiliki.

Sebagian orang mengeluh sebelum melakukan, sebagian orang lagi mundur sebelum menyelesaikan. Dan hanya sedikit orang yang memiliki determinasi dan kegigihan dalam mencapai apa yang sudah diawalinya.

•|Kisah Sang Atlet Maraton•|

Seorang atlet lari mengikuti turnamen olahraga marathon di daerahnya. Kebetulan daerahnya terkenal dengan olahraga maraton yang diadakan tiap tahunnya. Ia sangat ingin menjadi juara hingga 3 tahun sudah ia mengikuti turnamen tersebut secara rutin. Tapi, selalu tidak dapat ia menangkan turnamen tersebut.

Di tahun ke 4, ia mengikuti lagi turnamen itu. Kali ini, dia begitu yakin dan sangat antusias dengan semangat yang menggebu-gebu. Ia sudah melakukan latihan fisik untuk menjaga kebugaran dan staminanya.

Saat pertandingan berlangsung, baru 25 meter melangkahkan kakinya tiba-tiba ia merasakan ada yang tidak beres pada sepatu yang digunakannya. Ini menyebabkan dirinya tersungkur di tengah kerumunan atlet lainnya yang berakibat kakinya cedera. Ia sangat kesal pada dirinya sendiri hingga menimbulkan amarah yang tidak bisa ia keluarkan.

Saat jatuh, ia berusaha bangun dan mencoba berdiri. Ia mulai melangkahkan kakinya, tapi rasa sakit di pada kakinya tidak bisa ia tahan. Atlet-atlet yang lain pun sudah meninggalkan jauh.

Berkali-kali ia mengalami jatuh seperti itu akibat cedera di kakinya hingga muncul di dalam benaknya, apakah harus menghentikan langkahnya di turnamen ini atau terus melanjutkannya, dan iapun memutuskan untuk tetap melanjutkan langkahnya dengan kekuatan yang tersisa.

Tapi ia tidak lagi memikirkan untuk menjadi juara dalam turnamen ini, ia fokus pada garis finish di depan sana. Dan ia tetap tergabung dalam turnamen ini. Langkah demi langkah ia lalui untuk menyelesaikan turnamen ini.

Akhirnya, sang atlet berhasil mencapai garis finish juga walaupun dengan kondisi kakinya penuh luka yang mengkhawatirkan hingga mendapatkan tepuk tangan dari panitia dan penonton yang menunggu di garis finish. Kemudian sang atlet pun mendapatkan perawatan medis.

Menjadi juara memang impian semua orang. Siapa yang tidak ingin menjadi pemenang dalam hidup ini? Memang, jika kita keluar menjadi pemenang akan timbul kepuasan tersendiri. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan apabila orang tersebut tidak bisa bangkit jika mengalami kegagalan dalam perjalanannya.

Dari sini akan terlihat siapa saja yang bisa melewati proses jatuh bangun. Semakin sering timbul jatuh bangun berarti mental kita semakin diuji.
Di sini bukan tentang bagaimana cara menjadi juara atau pemenang tapi tentang bagaimana seseorang membangun mental juara.

Dari kisah atlet maraton tersebut bisa kita lihat determinasi dan kegigihannya untuk menyelesaikan turnamen. Dia tidak berhenti melangkah dan meneruskan turnamen tersebut hingga garis akhir. Inilah yang dinamakan Mental Juara!

Pemenang bukanlah orang yang mengalahkan orang lain. Sebab untuk mencapai kemenangan di bidang mana saja, orang harus menjadi yang terbaik dan satu-satunya cara menjadi yang terbaik adalah dengan melakukan yang terbaik.

Tanamkan pada diri anda mental yang seperti itu, bukan masalah anda keluar sebagai pemenang atau tidak. Keputusan yang anda pilih adalah ‘pertandingan’ yang anda mulai. Berjanjilah pada diri anda untuk terus melangkah dan menyelesaikan ‘pertandingan’ tersebut!

Saat anda jatuh kemudian bangkit, jatuh bangkit lagi, jatuh lagi bangkit lagi dan anda tidak pernah berhenti menyerah untuk terus bangkit! Tidak perlu menjadi juara tapi milikilah mental juara! 

Sumber : Naskah Lengkap Jalan Jitu jadi Womanpreneur Sukses

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Share This Article
Leave a comment